Presiden Palestina Mahmud Abbas, Senin (26/7), mengatakan ia siap untuk pembicaraan langsung dengan Israel, menyusul tuduhan Perdana Menteri Israel Bejamin Netanyahu bahwa Palestina telah menghindari pembicaraan itu.

“Kami siap untuk mengadakan pembicaraan perdamaian langsung dengan Israel,” tegas Abbas kepada wartawan setelah pembicaraan dengan Raja Jordania Abdullah II di ibukota Jordania, Amman. “Kami telah berunding dengan pemerintah Israel sebelumnya, lebih dari sekali. Mengapa kami akan menghindari pembicaraan itu. Kami tidak akan.”

Netanyahu mengatakan kepada komisi urusan luar negeri dan pertahanan parlemen sebelummya, Senin, bahwa Palestina telah berupaya untuk menghindari pembicaraan langsung, sementara Israel siap untuk mulai pembicaraan langsung itu dengan segera. “Kita memiliki pengertian dengan Amerika bahwa kita perlu untuk melangkah sekarang, tanpa penangguhan, ke pembicaraan langsung, tapi sebagai balasannya, kita menghadapi upaya jelas Palestina untuk menghindari proses ini,” kata Netanyahu. “Mereka berupaya untuk mengelakkan diri dan menghindari pembicaraan langsung dan untuk menyebabkan Liga Arab membelenggu pembicaraan itu.”

Pernyataan Netanyahu itu keluar hanya beberapa hari sebelum pertemuan di Kairo antara Abbas dan Liga Arab di mana pemimpin Palestina itu akan membahas pembicaraan tidak langsung dengan Israel, yang dimulai Mei lalu, dan ditengahi utusan AS utuk Timur Tengah, George Mitchell. Pada pertemuan di Kairo itu, Abbas juga akan menyampaikan masalah mendesak mengenai peralihan dari pembicaraan tidak langsung ke pembicaraan langsung.

Abbas berulang kali menyatakan ia tidak dapat melangkah ke pembicaraan langsung tanpa kemajuan nyata dalam masalah penting tentang perbatasan dan keamanan, serta tanpa pembekuan sepenuhnya pembangunan permukiman Yahudi di tanah Palestina yang diduduki.

Sementara itu, Abbas juga akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Spanyol Muguel Angel Moratinos, Selasa, di Amman, sebelum terbang ke Kairo.